Memilih Teman dalam Bergaul

Memilih Teman dalam Bergaul

           Sebelumnya telah dikemukakan sebuah hadits yang diriwayatkan secara marfu’ dari Abu Hurairah radhiAllahu Anhu, “Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya,maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa berteman.”

            Maknanya, bahwa seseorang itu tegantung kebiasaan temanya, tingkah laku dan juga gaya hidupnya, maka hendaklah ia memperhatikan dan meneliti dengan siapa ia berteman.barangsiapa yang agama dan akhlaknya diridhai maka hendakia berteman denganya, dan jika tidak maka hendaklah ia menjauhinya, karena tabi’ at itu adalah sesuatu yang di curi (diambil) dari orang lain.demikian yang di sebutkan dalam kitab ‘Anul Ma’bud.  

 Abu Sa’id al-Khuduri radhiAllahu Anhu,  meriyatkan bahwa nabi bersabda:    

عن أبي سعيد الخدري -رضي الله عنه- عن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: «Ù„اَ تُصَاحِب إِلاَّ مُؤْمِنًا، وَلاَ يَأْكُل طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِي

     “Janganlah kalian berteman kecuali dengan orang yang beriman, dan jangan ada orang yang makan makananmu kecuali orang yang bertaqwa.

              Larangan bersahabat mencakup larangan bersahabat dengan pelaku dosa besar dan orang yang suka berbuat dosa, karena mereka melakukan apa yang Allah haramkan.berteman dengan mereka akan mendatangkan kemudharatan pada agama.terlebih lagi larangan bersahabat dengan orang-orang munafik, maka larangan ini lebih diutamakan.

              Sabda nabi, “dan jangan ada orang yang makan makananmu kecuali orang yang bertakwa .” Al-Khathtabi berkata, “Larangan ini berlaku pada makanan undangan, bukan makanan karena kebutuhan, karena Allah Subhanahu wata’ala  berfirman : 

 ÙˆÙŽÙŠÙØ·Ù’عِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا

   “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin,anak yatim dan orang yang ditawan.”(Al-Insan: 8)

               Telah diketahui bahwa diantar para tawanan ad orang kafir yang tidak beriman dan tidak bertakwa.hanya saja nabi (S.A.W.) mmermberi peringatan agar tidak berteman bersam orang yang tidak bertakwa dan melarang bercampur baur dan memberi kepadanya, karena memberi makanan akan membutuhkan kelembutan dan kasih saying dalam hati.

               Teman dekat dan Teman duduk yang berakhlak jelek menimbulkan bahaya yang nyata dan tidak bisa di hindari, bagaiman pun cara menjaganya, berdasarakan nash dari sabda nabi (S.A.W.) Abu Musa al-Asy’ ari radhiAllahu Anhu meriwayatkan bahwa Rasullulah (S.A.W.) bersabda:            

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَه

 “Permisalan Teman duduk yang shalih dan yang akhlakny buruk bagaikan penjual minyak wangi dan pandai besi.adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia memberi minyak wangi, ata engkau membelinya darinya, atau engkau mendapatkan bau yang wangi darinya.sedangkan pandai besi, bisa jadi ia membakar pakaianmu atau engkau mendapat bau yang tidak sedap.”

(HR. Bukhori)
 
Dinukil oleh Helmi Nabil Alim Kelas 9A - dari Buku Kumpulan adab islami